Ribuan santri Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Desa Negararatu, Kec. Natar, Lampung Selatan, bersama warga sekitar menggelar shalat istisqa (shalat minta hujan).
Shalat istisqa digelar di Lapangan Gaza, Komplek Ponpes Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah, Senin (11/11) pagi.
Bertindak sebagai imam dan khotib shlat istisqa adalah Syeikh Mahmoud Asy Syarif, ulama Mesir berkebangsaan Palestina yang saat ini berada di Lampung dan tinggal di Ponpes Al-Fatah.
Dalam khutbahnya, Syeikh Mahmoud menekankan pentingnya merasa rendah diri kepada Allah saat memohon turunnya hujan. “Juga merasa hina, tunduk patuh pada perintah Allah tidak kepada yang lainnya,” katanya.
Syeikh Mahmoud juga mengingatkan manusia untuk hati-hati agar jangan sampai memusuhi Allah sebagai penyebab ditahannya hujan untuk turun oleh Allah.
“Hati-hati akan ditahannya hujan, itu artinya perang yang dinyatakan Allah dan tidak ada daya bagi kita melawan,’’ katanya.
Lebih lanjut Syeikh mengatakan, paling tidak ada dua macam manusia yang memerangi Allah dan bisa menjadi penyebab ditahannya hujan oleh Allah.
“Yang pertama, bagi mereka yang memusuhi aulia, salihin, ulama. Siapa yang perangi wali-Ku maka Aku nyatakan perang kepadanya,” ujarnya dengan mengutip sebuah hadits qudsi. Maka, kata Syeikh Mahmoud, sungguh-sungguhlah memuliakan ulama kita.
Perkara kedua yang sebabkan Allah nyatakan perang yaitu orang yang memakan harta riba, makan harta dengan cara batil. “Maka jauhilah riba yang menyebabkan Allah umumkan perang.”
Dan ini semua, kata Syeikh Mahmoud, mengakibatkan langit menahan hujan atas perintah Allah. Bumi kering gersang juga karena perintah Allah.
Karenanya, Syeikh Mahmoud mengajak seluruh kaum muslimin untuk bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya.
“Jangan jadikan sekutu tuhan bersama Allah, mohon ampun kepada-Nya. Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun. Allah yang mampu membawa awan dan menurunkan hujan, serta memberikan harta dan anak yang banyak, tumbuhkan tanaman, dan mengalirkan sungai-sungai,” ujarnya.
Usai khutbah dan shalat, Syeikh Mahmoud mengingatkan kaum muslimin untuk ikhlas dalam berdoa dan shalat istisqa.
“Jika kita ikhlas dan bersungguh-sungguh berdoa dan shalat, insya-Allah dalam tujuh hari ini akan turun hujan. Tapi kalau tidak sungguh-sungguh, bahkan tidak yakin dan berniat mengetes kebenaran apa yang disampaikan Rasulullah, maka Allah justru tidak akan turunkan hujan,” tegasnya.
“Maka bertobatlah, jangan sampai karena ulah satu dua orang yang tidak ikhlas dan tidak bersungguh-sungguh, kita semua tidak mendapatkan hujan,” tegasnya.
Sebelumnya, BMKG memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada Agustus-September 2019 dan awal musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Oktober 2019, puncaknya terjadi pada awal 2020.
Namun sampai November 2019 ini, sebagian besar wilayah di Indonesia belum juga merasakan hujan, termasuk di Lampung.