Pondok Pesantren “Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah” Muhajirun, Negara Ratu, Natar, Lampung Selatan, melaksanakan wisuda terhadap 205 santri hafidz Al-Quran setelah mengikuti Program Akselerasi Tahfidzul Quran dua bulan.
Para hafidz terdiri dari 97 putera dan 108 puteri terbagi dalam kategori hafal 2-3 juz, 4 juz, 5 juz, 6-7 juz, 7-8 juz, 9-13 juz, 14 juz, 15-18 juz, 20 juz, 25 juz, dan 30 juz.
Program bertajuk “Dauroh Tahfidzul Quran Taajul Waqaar lil Aqsha Intishar” (Program Akselerasi Menghafal Al-Quran untuk Kemenangan Al-Aqsha) diselenggarakan kerjasama dengan Ma’had Tahfidz Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza, Palestina, dimulai sejak tanggal 1 Januari hingga 27 Februari 2012.
Dalam program dua bulan, para peserta dari 13 provinsi di Indonesia serta utusan Malaysia dan China menerima bimbingan langsung dari lima Syeikh utusan Daar Al-Quran Gaza. Bimbingan dauroh meliputi tahsin, tajwid, akselerasi tahfidz, manajemen pengelolaan kelas, bimbingan motivasi, teknik evaluasi, problem solving, dan teknik pengelolaan program tahfidzul Quran.
Syeikh Yasser Hassouna Al-Hafidz dalam sambutannya mengatakan, dauroh Tajul Waqor di Al-Fatah Lampung tersebut merupakan program pertama di dunia yang diselenggarakan di luar Gaza.
“Di Gaza biasanya dilakukan selama dua bulan pada liburan musim panas, di tengah suasana perang, dengan hasil bisa mencapai 10.000 hafidz diwisuda pada akhir program,” ujar syeikh.
Menurutnya, Ma’had Tahfidz Daar Al-Quran Gaza bersedia melanjutkan program serupa di daerah-daerah di Indonesia yang membutuhkn. Sehingga semakin banyak para penghafal Al-Quran akan semakin bertambah keberkahan di negeri mayoritas muslim ini.
“Gaza walau diblokade bertahun-tahun dan terus coba dibombardir Zionis Israel, tetapi tetap bertahan karena memiliki senjata para penghafal Al-Quran pembawa keberkahan ilahi,” ungkap Syeikh yang juga insinyur teknik tersebut.
Sementara itu, Pembina Utama Al-Fatah K.H.M. Hamidy dalam tausiyahnya menyebutkan dengan aplikasi program Tajul Waqor akan semakin banyak umat Islam Indonesia yang dapat membaca Al-Quran dengan baik serta mampu menghafalnya dalam waktu relatif singkat.
Karenanya, Pesantrennya berkeinginan melanjutkan program tersebut bagi santri-santri yang berjumlah 1000 lebih dan menyebarluaskan ke tempat-tempat lain yang siap mengadakan kerjasama, baik instansi pemerintah maupun swasta.
Turut hadir dalam wisuda tersebut pimpinan ponpes dan tokoh masyarakat, para wali santri, pejabat Pemprov Lampung, Pemkab Lampung Selatan dan anggota Dewan Kab. Lampung Selatan, serta Kecamatan Natar dan jajarannya. (afta)
Para hafidz terdiri dari 97 putera dan 108 puteri terbagi dalam kategori hafal 2-3 juz, 4 juz, 5 juz, 6-7 juz, 7-8 juz, 9-13 juz, 14 juz, 15-18 juz, 20 juz, 25 juz, dan 30 juz.
Program bertajuk “Dauroh Tahfidzul Quran Taajul Waqaar lil Aqsha Intishar” (Program Akselerasi Menghafal Al-Quran untuk Kemenangan Al-Aqsha) diselenggarakan kerjasama dengan Ma’had Tahfidz Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza, Palestina, dimulai sejak tanggal 1 Januari hingga 27 Februari 2012.
Dalam program dua bulan, para peserta dari 13 provinsi di Indonesia serta utusan Malaysia dan China menerima bimbingan langsung dari lima Syeikh utusan Daar Al-Quran Gaza. Bimbingan dauroh meliputi tahsin, tajwid, akselerasi tahfidz, manajemen pengelolaan kelas, bimbingan motivasi, teknik evaluasi, problem solving, dan teknik pengelolaan program tahfidzul Quran.
Syeikh Yasser Hassouna Al-Hafidz dalam sambutannya mengatakan, dauroh Tajul Waqor di Al-Fatah Lampung tersebut merupakan program pertama di dunia yang diselenggarakan di luar Gaza.
“Di Gaza biasanya dilakukan selama dua bulan pada liburan musim panas, di tengah suasana perang, dengan hasil bisa mencapai 10.000 hafidz diwisuda pada akhir program,” ujar syeikh.
Menurutnya, Ma’had Tahfidz Daar Al-Quran Gaza bersedia melanjutkan program serupa di daerah-daerah di Indonesia yang membutuhkn. Sehingga semakin banyak para penghafal Al-Quran akan semakin bertambah keberkahan di negeri mayoritas muslim ini.
“Gaza walau diblokade bertahun-tahun dan terus coba dibombardir Zionis Israel, tetapi tetap bertahan karena memiliki senjata para penghafal Al-Quran pembawa keberkahan ilahi,” ungkap Syeikh yang juga insinyur teknik tersebut.
Sementara itu, Pembina Utama Al-Fatah K.H.M. Hamidy dalam tausiyahnya menyebutkan dengan aplikasi program Tajul Waqor akan semakin banyak umat Islam Indonesia yang dapat membaca Al-Quran dengan baik serta mampu menghafalnya dalam waktu relatif singkat.
Karenanya, Pesantrennya berkeinginan melanjutkan program tersebut bagi santri-santri yang berjumlah 1000 lebih dan menyebarluaskan ke tempat-tempat lain yang siap mengadakan kerjasama, baik instansi pemerintah maupun swasta.
Turut hadir dalam wisuda tersebut pimpinan ponpes dan tokoh masyarakat, para wali santri, pejabat Pemprov Lampung, Pemkab Lampung Selatan dan anggota Dewan Kab. Lampung Selatan, serta Kecamatan Natar dan jajarannya. (afta)